Cerita Selingan: Tetesan Air

Anandi Justika I.
1 min readApr 8, 2017

--

Malam ini, bercucuran air mata mengingat apa yang terjadi dengan diri seorang perempuan. Ia menceritakan segalanya, apa yang terjadi dengannya dalam beberapa hari ini. Meskipun hanya lewat telepon, ia menceritakannya dengan perlahan, berusaha menempatkan dirinya dalam keadaan tersebut sehingga sebuah tetesan air jatuh dari matanya. Ia tak sanggup menahan air matanya, jika ia terus-terusan menahan, maka ia akan depresi kembali.

Depresi, merupakan hal yang familiar baginya. Ia selalu depresi, mengenai keluarga maupun sahabatnya. Hanya dia seorang yang ia percayai, dia yang ia sayang dan cintai. Ia tak tahu harus cerita kemana lagi, di satu waktu ia menangis sekuat-kuatnya saat bercerita, dan di waktu lainnya ia menyembunyikan segala masalah itu dihadapan keluarga dan teman-temannya.

Senyuman, ya. Ia selalu terlihat ceria dan tersenyum dengan siapapun. Meskipun ia mendapatkan perlakuan cukup buruk dari temannya, ia menerima karena itulah kelemahannya. Senyuman merupakan topeng paling sempurna saat ia menyembunyikan segalanya, ia mampu tertawa dan bahagia sejenak. Namun saat kembali pada realita, ia kembali depresi dan menangis.

Teruntuk perempuan yang dalam cerita ini, sampai kapankah engkau begini? Mengapa senyuman menjadi topeng bagimu? Mengapa kau selalu diam saat orang lain menghujatmu? Apakah dirimu mampu menopang seluruh beban ini?

Semoga saja tidak ada lagi tangisan, depresi, serta senyuman palsu yang kau pasang dihadapan teman-temanmu. Jika kau tak mau tersenyum indah dihadapan keluarga dan sahabatmu, tersenyumlah kepada ia yang selalu menemanimu, mendengarkan ceritamu, dan menyayangimu sepenuh hatinya.

Tulisan ini berdasarkan cerita asli dan dialami seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya.

Anandi Justika

--

--

Anandi Justika I.
Anandi Justika I.

Written by Anandi Justika I.

movie reviewers. freelance-writer. public-opinion. geekygurl. — 17/2/17 e-mail: ajustika30@gmail.com

No responses yet