ULASAN FILM FANTASTIC BEASTS: THE CRIMES OF GRINDELWALD
“Their arrogance is a key to our victory”- Gellert Grindelwald
Petualangan Newt Scamander berlanjut setelah dua tahun lalu film nya tayang di seluruh layar bioskop. Kali ini, Newt Scamander harus berhadapan dengan Gellert Grindelwald yang ingin menghancurkan dunia. Lantas bagaimana sequel dari Fantastic Beasts ini?
Berdasarkan judulnya yakni, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald tentunya mengangkat cerita tentang Grindelwald yang tidak disangka-sangka bebas saat proses pemindahan dirinya. Tentunya dengan bebasnya Grindelwald sangat mengkhawatirkan bagi dunia sihir.
The Crimes of Grindelwald tayang perdana dan serentak di Indonesia per-tanggal 14 November 2018. Dengan durasi 133 menit, film ini menyuguhkan cerita yang bisa dikatakan baik. Nantinya akan kita bahas satu persatu mulai dari cerita, sutradara dan para pemain di film ini.
Pada sequel kali ini, fokus cerita akan sedikit terbagi antara Grindelwald-Dumbledore, Newt-Leta-Theseus. The Crimes of Grindelwald bisa dikatakan sebagai jembatan cerita antara film pertama dan film ketiga nantinya. Pada sequelnya kali ini juga, The Crimes of Grindelwald menjawab berbagai macam pertanyaan yang muncul saat menonton film pertamanya, seperti “Siapa perempuan yang fotonya di bingkai oleh Newt?” atau pertanyaan lain seperti “Mengapa Dumbledore tidak mau melawan Grindelwald?”, mungkin bisa saja pertanyaan layaknya “Mengapa Credence tetap bertahan sejauh ini? Bukankah dia sudah hancur di film pertamanya?”. Semuanya akan terjawab dengan berbagai clue yang disiapkan oleh sang Sutradara, David Yates.
David Yates sendiri adalah orang yang menduduki bangku sutradara di Fantastic Beasts and Where to Find Them juga, jadi tidak heran bila ia kembali menggarap The Crimes of Grindelwald. Menurut saya, Yates sendiri bisa dikatakan mampu mengemas cerita dengan baik. Mengapa? Ia mampu membuat scene flashback terasa halus dan transisinya pun tidak mengganggu mata. Kemudian ada satu scene yang dimana CGI (atau sejenisnya) yang mengganggu mata, namun hanya itu saja.
Kemudian, saat Yates telah menjawab segala pertanyaan penonton dari film pertama. Pada The Crimes of Grindelwald, pak Sutradara kembali memunculkan pertanyaan di akhir film yang cukup membingungkan. Beberapa orang berkata sebenarnya hal itu sudah diberikan clue nya dari awal film. Selain itu, karakter Leta Lestrange di ceritakan dengan cukup jelas di film ini, terutama saat ia sekolah dan menghadapi ketakutannya.
The Crimes of Grindelwald sendiri merupakan film penengah yang baik karena dapat menjelaskan berbagai hal terutama untuk karakter krusial seperti Leta Lestrange, Gellert Grindelwald dan sedikit tentang Albus Dumbledore. Pada film ini pun kita akan dihadapkan pada keputusan setiap karakter pada film itu. Tentunya tidak akan saya ceritakan karena berdampak spoiler. Silakan tonton saja, hehe!
Tak lepas dari karakter-karakter krusial diatas tadi, tentunya terdapat totalitas dan pendalaman karakter yang dilakukan oleh para aktor-aktor. Seperti Eddie Redmayne yang kembali berperan sebagai Newt Scamander, Katherine Waterstone sebagai Tina Goldstein dan aktor-aktris lainnya dari film pertama yang kembali mengisi sequel kali ini. Tentunya saya kagum dengan Johnny Depp (selalu), karena karakter apapun yang ia perankan, baik antagonis ataupun protagonis — ia selalu totalitas dan ia selalu melekat dengan karakter-karakter tersebut.
Kali ini saya mengapresiasi Johnny Depp sebagai Gellert Grindelwald, ia bisa dikatakan mampu menggambarkan antagonis yang menggunakan cara-cara lain dalam mengumpulkan para pengikutnya. Ia pun bisa menampilkan sosok yang mampu menghancurkan kepercayaan orang lain — terhadap orang terdekatnya.
Tentu tidak banyak yang bisa saya sampaikan pada tulisan ini karena akan berdampak pada spoiler. Tibalah saat untuk memberi penilaian pada film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yakni 7.8/10. Menurut saya film ini layak mendapatkan nilai demikian terlepas dari intervensi orang lain, penilaian ini murni dari saya pribadi. Pastinya, saya sangat senang bahwasannya The Crimes of Grindelwald mampu menjadi jembatan cerita yang baik antara film sebelumnya dan film yang akan datang.