REVIEW: WONDER WOMAN (2017)

Anandi Justika I.
3 min readMay 31, 2017

Cast:

  • Gal Gadot
  • Chris Pine
  • Connie Nielsen
  • Robin Wright
  • David Thewlis
  • Elena Anaya

Director:

  • Patty Jenkins

Writers:

  • Allan Heinberg
  • Zack Snyder
  • Jason Fuchs

Release Date:

  • June 2, 2017 (Indonesia: May 31, 2017)

Genre:

  • Action
  • Adventure
  • Fantasy
  • Sci-Fi

Rate:

  • IMDb 8,4/10
  • Metacritic 79
  • Rotten Tomatoes 97%

Tertulis sejak 31 Mei 2017, saya awalnya termasuk orang yang hopeless dengan film ini, kenapa? Melihat Batman v Superman: Dawn of Justice (selanjutnya ditulis BvS) dan Suicide Squad, saya sedikit khawatir dengan film Wonder Woman akan kualitasnya. Awalnya saya hanya di wawancara kecil oleh teman saya tentang film ini, akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya. Baiklah itu sedikit pengantar.

Wonder Woman merupakan film terbaik dari DC maupun Warner Bros. Picture, mengapa? Jujur saja, chemistry, pendalaman karakter, pematangan cerita, visual, CGI, angle kamera, semua tertata rapi. Meskipun ada sedikit CGI yang mengganggu, tetapi biarlah, tidak berpengaruh terhadap cerita. Patty Jenkins mampu mematahkan spekulasi negatif saya terhadap film ini. Ia mampu mengambil kamera maupun view yang menurut saya tidak muluk-muluk dalam arti tidak monoton, kita diberi sedikit view yang menyegarkan mata.

Acting dari Gal Gadot sebagai Diana, Chris Pine sebagai Steve Trevor adalah chemistry terbaik yang pernah saya lihat. Terasa sangat natural. Saya kehabisan kata-kata untuk film ini. Benar saja review positif yang masuk tentang film ini, saya tidak membantah satupun review tersebut. Kemudian peran dari Connie Nielsen sebagai Queen Hippolyta dan Robin Wright sebagai Antiope sebagai karakter pendukung sangatlah bagus, mereka semua mendapatkan porsi karakter yang cukup. Ludendorff dan Poison juga termasuk karakter yang saya pikir awalnya menjadi villain utama, tetapi karakter mereka mempunyai kepentingan dalam berlangsungnya cerita.

Action dari film ini cukup bagus, setelah sebelumnya saya lumayan muak dengan slow-motion ala ala, Patty Jenkins mampu menampilkan slow-motion yang dipadukan dengan fight dari Diana, tidaklah seburuk slow-motion di BvS. Villain utama dari film ini pun saya cukup memberi applause dikarenakan unpredictable untuk saya. Scene fight nya cukup menguras emosi dan menarik, tetapi bagi saya ya sekali lagi. Film ini adalah improvisasi terbaik dari DC setelah Man of Steel, BvS dan Suicide Squad.

Entahlah saya masih speechless dengan film ini.

Terima kasih telah membaca review ini, maaf apabila terjadi kesalahan atau buruknya dalam proses review. Silakan like postingan ini dan tinggalkan pesan di kolom komentar!

Anandi Justika, 31 Mei 2017

--

--

Anandi Justika I.
Anandi Justika I.

Written by Anandi Justika I.

movie reviewers. freelance-writer. public-opinion. geekygurl. — 17/2/17 e-mail: ajustika30@gmail.com

No responses yet