Seri Tulis Kupas #1: Doctor Strange

Anandi Justika I.

--

Pada tulisan pertama ini, kita akan sedikit kembali ke tahun 2016.
Dimana film Doctor Strange rilis pada November 2016. Film ini digarap langsung oleh Scott Derrickson yang namanya dikenal melalui film Sinister. Jujur, saya memang tidak ragu saat Derrickson diumumkan sebagai sutradara film yang sangat saya nantikan ini. Karena saya percaya, taste Derrickson sudah bagus dan bila ia memang menggarap Doctor Strange, maka ia mampu menggunakan segala kemampuannya untuk mengaduk film superhero yang rada mistis gini.

Semua itu benar.

Mungkin saya terlihat bias ke Scott Derrickson, tapi memang benar adanya. Ia meng-eksekusi Doctor Strange dengan baik. Terlihat sekali ia mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki untuk film ini. Dedikasinya untuk mengemas cerita hingga gambar-gambar yang ditampilkan pun memuaskan mata. Saya merasa film ini megah ditambah dengan soundtrack yang diisi oleh Michael Giacchino. Bila orang lain menyukai soundtrack dari Avengers: Endgame, maka saya tetap pada pendirian saya, yaitu Doctor Strange.

Kemudian, penampilan para aktor-aktor kenamaan. Doctor Strange sendiri diperankan langsung oleh Benedict Cumberbatch, kabarnya loh ya — Derrickson rela menyesuaikan waktu pengambilan gambar dengan jadwal Benedict agar ia tetap berperan sebagai Stephen Strange. Memang benar keputusan yang diambil oleh Scott Derrickson untuk hal ini. Kemudian ada Chiwetel Ejiofor sebagai Baron Mordo dan porsi villain kali ini diberikan kepada Kaecilius yang diperankan oleh Mads Mikkelsen.

Setiap aktor yang tampil dalam film ini menyajikan performa yang matang dan tidak main-main, terutama saya kagum dengan perubahan karakter yang dilakukan ketiga aktor tersebut. Mereka dapat menggambarkan hati seorang manusia yang putus asa dan menggantungkan hidupnya pada setitik harapan serta kegigihan maupun keegoisannya. Saya dapat merasakan empati untuk Baron Mordo dan Kaecilius pada film ini yang biasanya jarang saya rasakan di film lain. Kemudian, make up mata Mads Mikkelsen selalu membuat saya merinding. Sangat detail tapi juga satisfying saat di lihat (why you so weird?).

Scott Derrickson selaku sutradara pun mampu memberikan pengambilan gambar yang baik serta memanjakan mata, tidak lupa ia selalu menyelipkan ramuan horrornya di film Doctor Strange. Inilah yang saya maksud! Ia mampu mencampur segala sesuatunya namun tetap seimbang. Seperti jari yang terus bertumbuh, kemudan muka dan lain-lain. Saya merasa memang Doctor Strange memang cocok bila terus berada di tangan Derrickson.

Visualisasi saat berada di dalam kaca pun terasa sangat nyata. Tidak membuat pusing, melainkan saya takjub dengan apa yang ditampilkan dalam layar. Belum lagi berbagai teknik sihir yang digunakan. Wah, benar-benar sih. Banyak yang merasa pusing dan aneh dengan film Doctor Strange saat berbagai objek kehidupan berputar-putar. Namun, saya sangat menikmati itu. Sangat.

Selain itu, kehadiran Benjamin Bratt sebagai Jonathan Pangborn pun awalnya membuat saya berpikir, apakah sepenting itu karakternya? Lagi-lagi itu terjawab pada credits yang sudah disiapkan oleh Marvel untuk para penonton yang sabar. Juga sang Ancient One yang diperankan oleh Tilda Swinton pun hadir dengan meyakinkan, meskipun terjadi gender swap dari laki-laki menjadi perempuan, tetapi performa Tilda disini sangatlah berkarisma. Ia berperan sebagai Ancient One dengan misterius dan stunning. Dan, the only one Wong yang diperankan oleh Benedict Wong pun mampu memberi warna komedi sedikit pada film ini.

Namun, pada sequel dari Doctor Strange yang berjudul Doctor Strange: in the Multiverse of Madness yang akan tayang pada 5 Maret 2022 akan digarap lagi oleh Scott Derrickson. Tentu sebagai pengagum pun saya senang dan yakin bahwa Derrickson akan kembali meluapkan segala ide kreatif nan mistisnya. Kemudian, tersiar kabar bahwa Scott Derrickson mundur dari kursi sutradara karena terjadi perbedaan pengembangan ide/pemikiran antara Derrickson dan studio. Kalau tidak salah, Derrickson hanya akan mengisi bangku produser pada sequel ini.

Maka, pada Doctor Strange: in the Multiverse of Madness akan digarap oleh Sam Raimi. Ya, anda tidak salah baca. Saya pun tidak salah menulis. Kecewa? Tidak, saya sedih saja. Saya sudah senang sekali saat Derrickson diumumkan kembali menggarap sequel meskipun pada akhirnya mundur. Namun, saya berusaha mencoba memberi sugesti positif pada pemikiran saya bahwa Sam Raimi pun mampu menggarap sequel ini dengan baik. Sepertinya saya percaya itu. Semoga saja, menurut kamu bagaimana?

Tolong tolong tolong, itu soundtracknya Michael Giaccino lagi saja. Saya sampai detik ini masih senang dengar yang Ancient Sorcerer’s Secret. Simple tapi megah, memanjakan telinga sekali. Anyway, saya memutarnya lewat Spotify. Mungkin, itu saja tulisan pertama dari Seri Tulis Kupas. Have a nice day! Jangan lupa tinggalkan komentar untuk saran topik selanjutnya ya!

FYI, bila kamu penonton TV Series Sherlock yang di BBC (Benedict Cumberbatch × Martin Freeman), maka kamu tidak akan merasa asing dengan Mads Mikkelsen. Karena kakak kandungnya yaitu Lars Mikkelsen sempat mengisi peran di serial tersebut pada season ketiga dengan nama karakternya Charles Augustus Magnussen (His Last Vow).

--

--

No responses yet