Ulasan Drama Korea The King: Eternal Monarch
“I realized that I never even gave you a single flower. That’s why I crossed the universe for you.”- Lee Gon.
The King: Eternal Monarch adalah drama yang ditulis oleh Kim Eun-sook. Tentunya para k-drama enthusiast sudah tidak asing dengan writernim satu ini karena sudah berhasil membuat para penonton menaiki wahana roller coaster mulai dari Descendants of the Sun, kemudian Goblin/Guardian: The Lonely and Great God, lalu Mr. Sunshine yang berhasil mengaduk perasaan para penonton dan yang terkini adalah The King: Eternal Monarch yang tayang pada April 2020 lalu.
Drama ini sendiri menceritakan tentang dua dunia yang dimana — dunia pertama adalah dunia dengan keadaan Korea yang terbagi sebagai dua negara yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Lalu, di dunia paralel atau dunia kedua yakni Korea yang menjadi satu dengan sistem pemerintahan berupa kerajaan yang diisi oleh Raja Lee Gon (Lee Min-ho). Sedangkan di Republik Korea sendiri, kita akan mengenal sosok Jeong Tae-eul (Kim Go-eun) yang merupakan seorang polisi.
Dalam ulasan kali ini, saya akan menyebutkan dua dunia tersebut sebagai Kerajaan Corea dan Republik Korea (bila memungkinkan akan menjadi Corea dan Korea). Nah, selain kisah romansa yang menjadi sorotan dalam drama ini. Awal mula cerita ini pun berawal dari keberadaan seruling yang bernama manpasikjeok yang juga adalah kunci dari dua dunia tersebut. Drama ini juga akan memberikan konsep time travel. Pada saat mengikuti drama ini secara langsung (atau on going), banyak sekali para penonton yang memberikan segala spekulasi dan teori-teori mengenai apa yang sebenarnya terjadi di The King: Eternal Monarch.
Menariknya, saya menyadari bahwa drama-drama yang ditulis oleh Kim Eun-sook itu biasanya mengenai dua hal yang berbeda dan ingin menyatukan itu. Salah satu yang paling saya ingat adalah Mr. Sunshine. Kalau kamu menyaksikan dramanya, pasti sedikit paham dengan apa yang saya maksud. Lalu, ada juga Goblin/Guardian: The Lonely and Great God. Tentang seseorang yang dikutuk, malaikat maut dan seorang manusia biasa. Kemudian, The King: Eternal Monarch tentang dua dunia berbeda yang bisa terhubung karena manpasikjeok.
Dalam drama ini sendiri, kita akan menyaksikan bagaimana dua karakter utama yaitu Lee Gon dan Jeong Tae-eul yang harus mencerna dengan baik tentang keberadaan dua dunia atau adanya dunia paralel. Tentunya, dalam konsep dunia paralel ini, setiap orang memiliki nasib yang berbeda. Semisal, Jeong Tae-eul di Republik Korea adalah seorang polisi. Namun, bagaimana dengan dirinya yang lain di Kerajaan Corea? Apakah serupa?
Villain atau antagonis dalam The King: Eternal Monarch adalah Lee Lim (Lee Jung-jin) yang sudah terlebih dahulu mengetahui bahwa manpasikjeok merupakan kunci dari keberadaan dunia paralel. Lee Lim sendiri adalah adik dari ayah Lee Gon yang berarti merupakan pamannya Lee Gon, bukan? Ambisinya sejak dulu bukanlah merebut takhta kerajaan. Melainkan manpasikjeok, karena bisa membuka dunia paralel.
Tentunya dalam ulasan ini, saya tidak akan menjelaskan secara mendetail karena akan berdampak pada spoiler. Namun, saya sangat merasakan bahwa karakter Lee Lim sebagai seorang antagonis dalam drama ini pun kuat. Ia bisa mendominasi cerita dalam satu waktu. Auranya terasa berbeda saat ia muncul.
Kemudian, tentunya banyak penonton dan mungkin juga pembaca ulasan ini yang penasaran tentang bagaimana sih romansa dalam drama ini? Wah, jangan dipertanyakan lagi deh. Tidak perlu diragukan, menyentuh hati. Chemistry antara Lee Min-ho dan Kim Go-eun dalam mengeksekusi karakternya membuat saya merasakan emosi dalam karakter mereka. Pastinya saya menangis saat melihat Kim Go-eun juga menangis. Dia selalu berhasil untuk melakukan adegan menangis, bisa menyentuh hati para penonton lho.
Saya ingin cerita banyak tentang romansa dalam drama ini, tetapi takut menjadi spoiler nih. Namun, jangan khawatir. Drama ini akan memberikan ending yang membahagiakan bagi keduanya dan hati penonton. Lalu, bagaimana dengan para karakter pendukung dalam drama ini? Nah, kalau ini saya akan menempatkan aktris Jung Eun-chae sebagai antagonis lainnya yang benar-benar menyebalkan namun juga elegan secara penampilan. Ia licik karena ambisinya. Pengembangan karakter dalam drama ini pun saya bilang semuanya mendapatkan porsi yang pas. Tentunya, apresiasi tersendiri untuk aktor Woo Do-hwan yang berperan sebagai Jo Young di Kerajaan Corea dan Jo Eun-sup di Republik Korea. Kemudian, Jo Young sebagai Jo Eunsup juga terakhir Jo Eun-sup sebagai Jo Young. Bila kamu telah menonton drama ini, kamu akan memahami apa yang saya maksud tadi, hehe.
Sampai juga dengan pengisi Original Soundtrack The King: Eternal Monarch. Mulai dari episode tiga, pada penghujung penayangannya terdapat sebuah instrumen yang diputar untuk penonton. Nadanya sangat menyentuh, saya pun mencari-cari di Spotify hingga YouTube. Sayangnya, belum ada. Ternyata, instrumen tersebut muncul kembali saat episode dua belas yang dimana pengisinya adalah penyanyi kecintaan banyak k-drama enthusiast yaitu Gummy dengan judul My Love.
Sebagai penutup ulasan ini pun, ada sebuah narasi yang bermakna sekali bagi saya. Sebelum itu, saya akan memberi nilai 9/10 untuk drama The King: Eternal Monarch dan kamu dapat menyaksikannya melalui Netflix ya.
Bila kamu memiliki film ataupun series juga drama Korea yang ingin kamu tahu ulasannya dari saya, boleh menghubungi saya melalui surat elektronik di ajustika30@gmail.com ya.
Terima kasih telah membaca tulisan ini, semoga harimu menyenangkan!
Berikut narasinya (kalau tidak salah ini dari buku Azalea karya Kim So-wol);
“What is your reason for doing that?
You were sitting alone by the stream.
The green grass was sprouting and the water was splashing from the spring breeze.
You promise that even if you go, you won’t be gone forever.
That is what you promised.
I sit by the stream each day and think about something endlessly.
When you promised that even if you go, you won’t be gone forever, were you asking me not to forget you?”.