ULASAN FILM AVENGERS: ENDGAME

Anandi Justika I.

--

“If I tell you what happens, it won’t be happen.”- Doctor Strange

PERINGATAN! Akan banyak spoiler pada ulasan ini dan mungkin ulasan ini bukanlah tulisan terbaik. Namun, selamat membaca!

Avengers: Endgame (yang selanjutnya akan disebut menjadi Endgame) merupakan puncak dari seluruh film yang telah disajikan oleh Marvel Cinematic Universe melalui Phase 1 yang dimulai dari: Iron Man, The Incredible Hulk, Iron Man 2, Thor, Captain America: The First Avenger dan The Avengers. Kemudian dilanjutkan pada Phase 2: Iron Man 3, Thor: The Dark World, Captain America: The Winter Soldier, Guardians of the Galaxy, Avengers: Age of Ultron serta Ant-Man. Pada Phase 3 yang sedang kita jalani saat ini: Captain America: Civil War, Doctor Strange, Guardians of the Galaxy vol. 2, Spider-Man: Homecoming, Thor: Ragnarok, Black Panther, Avengers: Infinity War, Ant-Man and The Wasp, Captain Marvel, Avengers: Endgame dan penutup dari phase 3 sendiri adalah Spider-Man: Far From Home.

Pondasi cerita yang sudah dibangun oleh Marvel sejak 2008 akhirnya selesai pada event Endgame yang tayang per-24 April 2019 di Indonesia. Film ini sendiri membawa antusias yang luar biasa hampir di setiap lapisan masyarakat, seperti yang diketahui — banyak orang yang merasa galau;gundah-gulana pasca event Infinity War yang memberi banyak pertanyaan dan menimbulkan banyak spekulasi.

Baik Marvel dan The Russo Brothers kompak untuk menyembunyikan alur cerita maupun nasib setiap karakter di Endgame hingga mereka resmi merilis trailer perdananya per 7 Desember 2018 yang hingga saat ini mencapai 95.752.671 views dengan disertakan judul resmi pada event Avengers kali ini di akhir trailer. Setelah resmi di rilis, berbagai pihak mulai mengeluarkan berbagai spekulasi dan teorinya masing-masing.

Namun, yang saya kagumi adalah ketatnya pengawasan terhadap film Avengers: Endgame kali ini yang mampu membuat seseorang merasakan senang — bangga — terkejut — hingga menangis pada satu film dan event yang sama. Seperti yang kita ketahui bahwasannya pasca event Infinity War, banyak sekali superhero yang hilang dan dijuluki sebagai fallen heroes.

Pada event Endgame, akan dijelaskan secara perlahan dan mendetail melalui narasi yang baik dari para penulis film Endgame serta eksekusi yang professional dari seluruh jajaran pemain. Ulasan ini dapat bersifat subjektif karena saya pribadi telah mengikuti Marvel baik Cinematic Universenya ataupun TV Series nya, bagi saya event Endgame merupakan suatu kebanggaan yang membuat saya tidak sia-sia mengikuti mereka semua sejak dahulu kala.

Selain itu, bila di Infinity War kita merasa kurang ber-empati dengan setiap karakter superhero. Maka di Endgame, secara tidak langsung akan membuat anda — atau kita sebagai penonton merasakan kehilangan; kesedihan dan penderitaan pasca kejadian Infinity War yang membawa konflik batin setiap karakter. Seperti tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi kemungkinan setelah lima tahun berlalu.

Hadirnya superhero lain dalam event Endgame membuat variasi cerita semakin menarik, membuka berbagai perspektif dan memberi sebuah kemungkinan untuk kembalinya 50% mahluk hidup yang hilang di bumi karena jentikan jari Thanos menggunakan Infinity Gauntlet. Terpecahnya para Avengers setelah Infinity War seperti menggambarkan sebuah kegagalan dan rasa bersalah yang menyelimuti mereka.

Alur cerita yang ditawarkan oleh The Russo Brothers yakni sekitar 3 jam 1 menit atau sekitar 181 menit sukses membuat para penonton tidak sedikitpun beranjak dari tempat duduknya. Saya pribadi pun demikian, kebetulan merasakan atmosfir yang luar biasa — dimana semua orang di dalam bioskop serentak saat merasakan senang, terkejut, bangga, tepuk tangan hingga menangis.

Para penulis dari Avengers: Endgame berhasil membuat para penonton merasakan emosional yang mendalam selama tiga jam, meskipun jalan cerita terbilang lambat — tetapi dengan diiringi pengembangan cerita dan karakter yang cukup, maka semua akan terbayar — resmi terbayar pada paruh menuju akhir film atau klimaks.

Scene flashback pada New York 2012 mampu membuat seisi bioskop tepuk tangan dan bersorak ramai. Event New York merupakan awal mula terbentuk Original Avengers yang terdiri dari Iron Man, Captain America, Thor, Hulk, Black Widow dan Hawkeye. Selain itu juga terdapat cameo dari Loki yang kembali mengingatkan masa lampau.

Selain event New York, pada saat yang bersamaan juga terdapat cameo dari Ancient One yang dimana ia memiliki Time Stone yang dicari oleh Hulk, meskipun orang yang sebenarnya ia cari adalah Doctor Strange — namun ia dating beberapa tahun lebih awal dari yang seharusnya.

Pada fase ini, seakan seluruh alur dan dampak pada cerita dijelaskan oleh Ancient One maupun Professor Hulk (aka. Bruce Banner). Seperti yang dijelaskan oleh Ancient One akan dampak/kemungkinan bila ia memberikan batu tersebut kepada Banner:

“The infinity stones create what you experience as the flow of time. Remove one stone and that flow splits. Now, this may benefit your reality but my new one, not so much. In this new branched reality, without our chief weapon against the forces of darkness, our world will be over run. Millions will suffer. So, tell me Doctor, can your science prevent all that?”

Dimana, penjelasan tersebut membuka perspektif kita akan kemungkinan buruk bila batu tersebut dibawa ke masa depan. Tetapi, Banner menjawabnya dengan kurang lebih:

“No, but we can erase it. Because once we are done with the stones, we can return each one to it’s own time line at the moment it was taken. So, chronogically, in that reality, they never left.”

Penjelasan singkat antara Banner dan Ancient One dapat memberikan pengertian penuh kepada penonton bila memaknai setiap kata dengan baik. Karena apa yang dikatakan baik oleh Banner ataupun Ancient One memang benar adanya dan terjadi.

Kemudian yang menjadi pertanyaan terbesar adalah ending dari Avengers: Endgame yang dimana Steve Rogers menjadi tua pasca mengembalikan setiap batu sesuai dengan waktu dan tempatnya. Dengan demikian, akankah terbentuk dimensi baru ataukah alternate universe yang dimana pada dimensi A kamu hidup dengan baik namun di dimensi B kamu adalah seseorang yang sudah mati?

Sesuai dengan jawaban Joe Russo pada saat interview di China untuk plot Avengers: Endgame adalah

“Bagi saya, tindakan Steve di akhir bukan berarti dia ingin merubah apapun, lebih seperti dia telah membuat pilihan. Dia memilih untuk kembali ke masa lalu dan hidup dengan orang yang di cintainya di sisa hidupnya. Perjalanan waktu dalam film ini menciptakan realitas alternatif.

Dia menjalani kehidupan yang sangat berbeda di dunia itu. Kita tidak tahu bagaimana kehidupannya, tetapi aku berharap dia masih membantu mereka ketika dia dibutuhkan di dunia itu.

Ya, ada dua Captain America pada kenyataannya, seperti yang dikatakan Hulk, apa yang terjadi di masa lalu sudah terjadi. Jika anda kembali ke masa lalu, anda hanya menciptakan realitas baru. Karakter-karakter dalam film ini menciptakan garis waktu baru ketika mereka kembali ke masa lalu, tetapi itu tidak berpengaruh pada semesta utama. Apa yang terjadi pada 22 film terakhir masih ‘canon’.”

Kurang lebih, apa yang terjadi pada Avengers: Endgame merupakan sebuah puncak dan akhir dari pondasi cerita yang sudah dibangun sejak lama. Melibatkan banyak aktor dan aktris yang dating dan pergi dalam Marvel, tetapi hal itu tentunya memberi warna tersendiri.

Apresiasi yang luar biasa saya berikan kepada Anthony Russo dan Joe Russo yang melakukan debut sutradara pada film Marvel’s Captain America: The Winter Soldier hingga ditutup dengan Marvel’s Avengers: Endgame. Sebuah pencapaian terbesar dan membuat nama mereka patut diperhitungkan dalam kancah perfilman Hollywood. Selain itu juga, apresiasi lainnya teruntuk para penulis film Endgame ini yakni Christopher Markus dan Stephen McFeely yang sudah membuat para penonton merasa cukup emosional saat menonton film ini dalam durasi 181 menit.

Ucapan terima kasih yang sangat-sangat besar dan mendalam kepada jajaran Original Avengers terutama kepada Robert Downey Jr. yang memulai cerita seorang Tony Stark aka Iron Man serta aktor dan aktris lain seperti Chris Evans, Chris Hemsworth, Mark Rufallo, Scarlett Johannson dan Jeremy Renner yang telah hadir dan memukau mulai dari phase satu hingga phase tiga.

Beribu-ribu terima kasih kepada karakter superhero dan jajaran pemeran lainnya yang tidak bisa satu persatu disebutkan serta kepada orang-orang yang bekerja dibelakang layar untuk 22 film terakhir ini. Bangga sekali mengikuti Marvel sejak 2008 (saat saya SD) hingga saat ini. Tiada kebanggaan yang lain selain mengikuti perjalanan mereka sedari dulu.

© — 2019 Anandi Justika I.

--

--

No responses yet