ULASAN FILM CAPTAIN MARVEL
“I see flashes. But I can’t tell if it’s real”- Carol Danvers
Captain Marvel hadir menghiasi bioskop Indonesia yang saat ini di dominasi oleh satu film kenamaan. Hal itu tidak menjadikan Captain Marvel yang sebagai film luar merasa tersingkirkan, karena film ini sudah memiliki audiensnya sendiri sehingga cukup adil untuk kedua film tersebut.
Resmi tayang per- 6 Maret 2019, Captain Marvel dari awal pengumumannya di San Diego Comic Con 2016 sudah mencuri banyak perhatian. Terutama dengan terpilihnya Brie Larson sebagai Carol Danvers a.k.a Captain Marvel, kemudian di dukung dengan kehadiran Samuel L. Jackson dan Clark Gregg yang terakhir hadir pada film The Avengers tahun 2012 lalu.
Captain Marvel mengambil setting cerita pada tahun 1995, saat itu Carol Danvers berprofesi sebagai pilot dari Angkatan Udara AS. Pasca kecelakaan yang menimpa Carol membuatnya memiliki kekuatan dari paparan radiasi. Pada film ini, kita akan disuguhkan alur cerita secara campuran. Seperti kutipan diatas, kita melihat kilasan dan seiring berjalannya cerita akan dijelaskan mengenai maksud dari kilasan tersebut.
Dengan alur cerita campuran — atau maju dan mundur tidak membuat film Captain Marvel kehilangan fokusnya. Ceritanya tetap berfokus pada Carol dengan tidak meninggalkan karakter lain sebagai pendukung, seperti Goose, I thought. Pengemasan cerita yang tidak membosankan membuat penonton cukup berdecak kagum karena sepanjang film — penonton diajak menerka pihak manakah yang jahat dan ingin memiliki power dan authority akan suatu hal.
Karena film solo pertama dari Captain Marvel, kita akan melihat sosok Carol Danvers yang merasa kebingungan untuk mempercayai pihak siapa dan berusaha mencari kebenaran atas dirinya di masa lampau yang sebelumnya tak pernah ia ingat namun ia lihat dalam sebuah kilasan — yang dilakukan oleh siapa? Nonton dong.
Carol Danvers merupakan karakter yang bisa dikatakan pada awalnya cukup bermasalah dengan pengendalian emosinya serta ia belum cukup mampu mengendalikan kekuatannya sehingga — terkadang, Carol selalu lepas kendali. Ia pun memiliki prinsip dan keyakinan yang kuat dan cukup sulit untuk mengendalikan sosok Carol untuk membela suatu pihak.
Namun penggambaran Carol Danvers dalam film ini sangatlah cukup baik. Mengapa? Karena kita dapat mengambil banyak pesan moral, seperti mempercayai seseorang, tidak memihak untuk kelompok yang sedang berperang serta menjadi problem solver dalam sebuah masalah atau peperangan yang terjadi. Brie Larson mampu membawa karakter Carol dengan baik, mulai dari pengendalian emosi serta empatinya terhadap karakter sehingga membuat audiens atau para penonton merasa cukup puas dengan performa Brie Larson sebagai Captain Marvel.
Begitu juga dengan hadirnya Jude Law, Samuel L. Jackson, Ben Mandelsohn dan Clark Gregg sebagai karakter pendukung. Performanya baik untuk mengimbangi sifat dari karakter Carol Danvers dan membuat film lebih berwarna. Demikian dengan Gemma Chan dan Lashana Lynch yang ikut memberi kesan lebih terhadap film ini dengan penggambaran karakteristik yang baik.
Saya mengapresiasi kedua sutradara yang juga penulis untuk film Captain Marvel yakni Anna Boden dan Ryan Fleck. Senang sekali ada sosok perempuan yang bertindak sebagai sutradara untuk film ini dan melakukan eksekusi film dengan baik sehingga dapat di nikmati dari berbagai kalangan. Secara pribadi, angka 8.1/10 untuk Captain Marvel bisa dikatakan pantas dengan berbagai pertimbangan dari segi aspek cerita, visual, pendalaman karakter dan eksekusi cerita.
Jadi, kamu pilih pihak Skrull atau Kree nih?
Selamat menikmati film ini! Karena akan ada sedikit sentilan cerita yang cukup unpredictable untuk sebagian orang. Dan jangan lupa, ada dua credits yang dimana keduanya sangat penting untuk ditunggu!
Seluruh sumber foto berasal dari IMDb: Captain Marvel.
Bonus!
© — 2019 Anandi Justika I.
